Sejarah korfball IKOPIN

Written By hardini sujandra on Kamis, 15 September 2016 | 03.54.00


UKM KORFBALL IKOPIN berdiri sejak tahun 1985 yang dalam perkembangannya telah melalui begitu banyak rintangan hingga akhirnya pernah vakum dalam kegiatannya. Namun, Korfball Ikopin kembali bangkit dan berkembang setelah beberapa tokoh berusaha membangkitkan kembali kegiatan di dalam Korfball Ikopin yang tentunya tidak lepas dari bantuan para alumni terdahulu.
UKM Korfball Ikopin sendiri merupakan satu-satunya UKM resmi Korfball di tingkat mahasiswa yang ada di Indonesia. Saat ini masih begitu banyak kalangan yang belum mengetahui secara detail tentang olahraga Korfball ini, keprihatinan tentu saja dirasakan para anggota Korfball Ikopin itu sendiri, sehingga kami berinisiatif untuk melakukan pergerakan dalam mengenalkan dan mengembangkan korfball di indonesia.


Korfball adalah olahraga kesetaraan Gender yang dimainkan oleh 8 orang pemain yang mix (terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan). Korfball dimainkan dalam sebuah lapangan persegi panjang dengan ukuran 40m x 20m yang dibagi menjadi 2 bidang lapangan. Satu bidang lapangan disebut dengan istiah “Vak”. . korfball bisa dimainkan di indoor dan outdoor. Kontak fisik dikendalikan, karena olahraga ini tidak diperbolehkan adanya kontak bodi santar sesama pemain dan jenis kelamin menjadi aturan wajib, dimana laki-laki harus menjaga laki-laki begitu juga sebaliknya.
Tim dari 8 pemain dibagi menjadi 2 bagian (vak) - 2 laki-laki, 2 perempuan di masing-masing bagian (vak). Area bermain terdiri dari dua kotak besar bergabung di sepanjang garis tengah, setiap persegi dengan 'Korf' diatur dalam sepertiga dari lini belakang. 
Permainan dimulai dengan satu bagian (vak) melakukan serangan dan di bidang (vak) yang lain berada dalam posisi bertahan. Jika telah mencetak 2 gol atau point genap, maka seluruh pemain yang berada di bagian menyerang harus bertukar tempat dengan seluruh pemain yang berada di bagian bertahan. Pemain yang tadinya menyerang harus menjadi pemain bertahan, dan pemain yang tadinya bertahan harus menyerang.
Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam permainan korfball :
·      Tidak boleh berjalan dengan bola
·      Tidak boleh melakukan dribbling bola
·      Tidak ada kontak fisik yang disengaja
Untuk mengantisipasi serangan lawan, pemain bertahan melakukan pertahanan dengan cara mengangkat satu lengan yang disebut dengan istilah (DEK). Ketikan kita melakukan dek, penyerang tidak diperbolehkan menembak bola kedalam korfn, tetapi harus mengover bola kepada temannya
Teknik Korfball yang berbeda telah dikembangkan sebagai cara yang paling efisien untuk mengeksekusi tembakan tersebut, tetapi ini tidak wajib - pemain diperbolehkan untuk berimprovisasi. Sebuah tembakan bebas terjadi setelah pelanggaran. Pemain harus berdiri 2,5 meter dari pemain lainnya dan mengambil free pass dan free pass harus diambil dalam waktu empat detik dari peluit wasit, pada babak pertama dan setelah gol dicetak free pass diambil untuk me-restart permainan dari tengah jalan. Sanksi diberikan ketika pelanggaran mencegah kesempatan mencetak gol. Hukuman taker harus berdiri 2,5 meter dari Korf untuk mengambil penalti. Semua pemain lain harus berdiri 2,5 meter dari kedua Korf dan pengambil penalti.
Sehingga dalam hal ini diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk memasyarakatkan korfball di tanah air. Olahraga ini perlu dikenalkan pada generasi muda dan mendapat pelatian yang maksimal agar dapat mengikuti salah satu event olahraga internasional ini.


Ditulis Oleh : hardini sujandra ~hardini sujandra

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Sejarah korfball IKOPIN yang ditulis oleh hardini sujandra yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Blog, Updated at: 03.54.00

0 komentar:

Posting Komentar